Main Article Content

Abstract

Saat ini mengharuskan adanya inovasi dalam material jalan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu
solusi yang potensial adalah dengan memanfaatkan styrofoam dalam campuran aspal AC – BC. Asphalt Concrete – Binder
Course (AC – BC) yang memiliki peranan penting dalam menyebarkan beban dari lapisan atas ke lapisan bawah perkerasan.
Penggunaan styrofoam sebagai bahan campuran aspal AC – BC dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi dua masalah
sekaligus, yaitu mengurangi limbah styrofoam dan mengoptimalkan kinerja campuran aspal. Tujuan penelitin ini untuk
mengetahui pegnaruh perbandingan styrofoam terhadap campuran aspal beton dengan variasi campuran 18%, 19%, 20%, dan
21%. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode basah. Hasil dari pengujian ini mendapatkan kadar aspal optimum
sebesar 6,25%. Nilai stabilitas mengalami peningkatan pada masing – masing variasi. Nilai flow mengalami penurunan pada
kadar 21%. Nilai MQ mengalami peningkatan pada masing-masing variasi.Nilai VIM pada persentase 18% dan 19% tidak
memenuhi spesifikasi, pada persentase 20% peningkatan dan 21% mengalami penurunan. Nilai VMA pada persentase 21%
mengalami penurunan, sedangkan persentase 18% - 20% mengalami peningkatan. Nilai VFA pada persentase 18% tidak
memenuhi spesifikasi, persentase 19% dan 20% mengalami penurunan dan persentase 21% mengalami kenaikan. Rencana
anggaran biaya yang dimiliki persentase campuran 20% sebesar Rp. 2.212.068.

Keywords

Aspal Styrofoam AC-BC

Article Details

References

  1. Adly, E. (2016). Styrofoam sebagai Pengganti Aspal Penetrasi 60 / 70 dengan Kadar 0 %,. 11(1), 41–49.
  2. Agustian, K., & Ridha, M. (2018). Karakteristik Marshall Campuran AC-BC
  3. Dengan Menggunakan 6% Getah Damar Sebagai Bahan Substitusi Aspal Jurnal Teknik Sipil Unaya.
  4. Christady. H. H. (2011). Analisis dan Perancangan Fondasi I Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  5. Departemen Pekerjaan Umum Spesifikasi (2010). Spesifikasi Umum 2010 Divisi 6 Revisi 3 Perkerasan Aspal. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.
  6. Direktorat Jenderal Bina Marga. 2018. Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi 2). Jakarta Selatan : Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Marga.
  7. Gemo, A. S. (2019). Evaluasi Kerusakan Jalan Dengan Metode Pavement Condition Index (Pci) Pada Ruas Jalan Ki Hajar Dewantara Kota Borong. Jurnal Sondir, 2, 1–8.
  8. Hardiyatmo,H.C., 2007, Pemeliharaan Jalan Raya, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  9. Mochamad Rifansyah (2023) Pengaruh Penambahan Styrofoam Pada Campuran AC – BC (Asphalt Concrete – Binder Course) Penetrasi 60/70 Terhadap Karakteristik Marshall
  10. Nauval Rizky (2020) Pengaruh Subtitusi Styrofoam Pada Campuran Asphalt Concrete – Binder Course (AC-BC) Dengan Pengujian Marshall
  11. Rani Febriani (2023) Analisis Kekuatan Aspal dengan Pemanfaatan Limbah Styrofoam Pada Campuran Asphalt Concrete – Binder Course (AC – BC) Terhadap Pengujian Marshall
  12. Saputro, D. T., Suparma, L. B., & Satyarno, I. (2022). Pengaruh Proses Pencampuran Kering dan Basah Terhadap Kekesatan AC-WC.
  13. Sukirman, (1999), Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung
  14. Sukirman, Silvia. (2012). Beton Aspal Campuran Panas. Bandung: penerbit Itenas.
  15. Sukirman, S., 2010, Perencanaan Tebal Struktur Perkerasan Lentur, Bandung; Nova.
  16. Sukirman,S.,2007,BetonAspalCampuranPanas,Granit,Jakarta.http//ebook.itenas.ac.id/repository/9df74dd5f5afcf366e0fffb21e5a8a92.pdf
  17. Wikipedia, (2010) https://id.wikipedia.org/wiki/Aspal